Gelaran IIMS (Indonesia Internasional Show) ke 17 yang digelar di akhir Juli lalu, menjadi tonggak penting bagi PT Foton Mobilindo (FM), ATPM mobil Foton asal China. Sebagai gebrakan awal, pada ajang otomotif bergengsi itu, pihak FM menghadirkan beberapa unit line-up yang telah menjadi andalan di negara asalnya. Paling gres adalah Foton View XLC dengan kapasitas super besar dan super lapang.
Melihat market Indonesia yang cukup besar, Foton mematok angka 1.000 unit untuk tahun 2009 ini. Tentu ini target yang lumayan besar bagi pemain baru di industri otomotif tanah air.
“Anggapan tentang produk China itu terkesan tidak berkualitas, sekarang bukan jamannya lagi. Bahkan kami berkomitmen untuk tetap berjuang di pasar otomotif Indonesia untuk merebut pasar di segmen yang kami buat. Karena dari segi kualitas, kami sudah menyajikan teknologi terbaru yang tidak kalah hebat dengan produk Jepang,” ujar Frans C Harsono, Direktur Penjualan dan Pemasaran, PT FM.
Semangat Foton untuk mensukseskan target penjualan rasanya cukup beralasan. Karena pasar otomotif Indonesia mempunyai kecenderungan daya beli yang relatif stabil. Bahkan disaat kondisi ekonomi dunia semakin terpuruk, Indonesia tetap bisa hidup dan bergairah dari perspektif dunia otomotif.
Meski baru diluncurkan pada hari pertama IIMS 2009, varian MPV produksi Foton, Foton View Xtra Large Cabin (XLC), telah dipesan 100 unit oleh beberapa perusahaan. “Kami memang baru meluncurkan hari ini (Jumat, 24/7). Namun sebelumnya sudah ada pemesanan 100 unit oleh perusahaan untuk angkutan para karyawannya, serta perusahaan jasa transportasi atau biro travel,” tutur Frans.
Frans menyebutkan, pihaknya memang menyasar segmen korporat. Sebab, selain karakteristik efisien bahan bakar, kabin yang lega dengan kapasitas angkut besar, MPV juga memiliki performa mesin yang tangguh. Semua karakter itu, sebut Frans, merupakan kriteria yang diinginkan perusahaan sesuai dengan prinsip bisnis mereka yang menekankan aspek efisiensi. Soal harga, Foton berani bersaing. Untuk tipe Travel dibanderol Rp 225 juta, tipe Family Rp 235 juta, dan tipe Eksekutif Rp 245 juta. Semua harga on the road.
PT FM memang terlihat serius menggarap pasar Indonesia. Perusahaan yang bernaung dibawah bendera Modern Group ini sudah mengalokasikan dana sekitar Rp 200 miliar yang ditujukan untuk merakit Foton View di Indonesia. “Kami merakitnya di PT Gaya Motor Indonesia dengan menggunakan 30% kandungan lokal,” imbuhnya.
Selain itu, PT FM juga akan mendirikan enam dealer di Indonesia. Dealer tersebut akan tersebar di beberapa kota dengan rincian: dua dealer akan dibuat di Jakarta, sedangkan sisanya akan dibuat di Pekanbaru, Bali, Palembang dan Surabaya. “Kami menargetkan hingga 2010 nanti akan ada sekitar 13 dealer tapi tahap awal kami buat enam dealer dulu,” pungkasnya.
Sebelum varian MPV yang diageni oleh PT FM, merek Foton sebenarnya sejak beberapa waktu lalu sudah dikenal oleh publik Indonesia (meski masih terbatas). Itu karena keterlibatan PT PT Indobuana Auto Raya (IBAR), anak perusahaan Indomobil yang memasarkan varian truk dan pick-up.
Hebatnya, krisis global sepertinya tak membuat langkah Indomobil surut menjual pick up Foton. Justru, di tengah bayang-bayang menurunnya industri otomotif nasional, Indomobil malah mematok target penjualan Foton naik sebesar 300%.
Tahun 2008 lalu, Indomobil menutup penjualan Foton di angka 600 unit. Sementara tahun ini Indomobil mematok penjualan Foton sebesar 2.000 unit. "Penetapan target yang tinggi ini didasari oleh keyakinan bahwa kualitas Foton yang dirakit di dalam negeri oleh Indomobil telah memenuhi standar yang diinginkan konsumen Indonesia," ujar Paulus Suranto, Chief Executive Officer (CEO) PT Indobuana Auto Raya (IBAR), anak perusahaan Indomobil.
Lebih lanjut Paulus bilang, bahwa target tahun depan ditunjang dengan hadirnya varian baru Foton berupa pick up 3,2 ton dengan mesin diesel 2.200 CC. "Harganya 30% lebih rendah dari pick up sejenis," pungkasnya.
Memang agar bisa bersaing, Indobuana akan melego pikap Foton itu dengan harga Rp 100 juta. Harga jual ini sudah final dan tak akan naik lagi, sebab sudah sesuai kantong konsumen yang dibidik Foton. “Pasar yang kami incar adalah perusahaan pengangkut, kargo hingga UKM. Kami akan menjualnya sekitar 1.500 unit per tahun,” kata Paulus.
Adapun spesifikasi mobil ini, berkapasitas angkut hingga 2,6 ton, mesin 2.200 cc, dan berdaya 75 tenaga kuda. Secara umum, sepanjang tahun 2008 lalu, Foton baru bermain satu segmen, yakni niaga menengah dengan berat 5 ton sampai 10 ton.
Indobuana baru resmi jadi ATPM Foton sejak April 2008. Saat ini, mereka mengandalkan tipe BJ 1039 R. “Penjualan tahun lalu 512 unit. Sementara target penjualan tahun ini 500 unit. Bila digabung dengan pikap, target total penjualan kami 2.000 unit,” ujar Paulus.
Hadirnya ATPM China yang bermain di kelas niaga, tidak membuat penguasa pasar kendaraan niaga, yakni Mitsubishi, terusik. Mereka masih menganggap Foton perlu mencari pasar supaya bisa bersaing dengan model lain. “Kami perkirakan market share-nya masih di bawah 5%,” kata Duljatmono, Sales Communication PT Krama Yudha Tiga Berlian, ATPM Mitsubishi.
Di kelas niaga ringan, penjualan Mitsubishi menembus 38.887 unit di 2008. Angka itu naik 53% dibanding 2007 dengan 25.256 unit. “Secara umum kami masih memimpin market share 57%. Di kelas ini kami mengandalkan tiga tipe yaitu T 120, L 200, dan L 300,” tandas Duljatmono.
Sepanjang Januari 2009, penjualan niaga ringan Mitsubishi tembus 1.497 unit, turun sekitar 50% dibanding Januari 2008 sebanyak 3.070 unit. “Kami memprediksi, penjualan mobil niaga ringan 2009 cuma 68.000 unit. Ini mengalami penurunan 18% dibandingkan 2008, yang penjualannya menembus angka 83.000 unit,” kata Duljatmono.
Secara umum, ATPM yang bermain di niaga ringan cukup kompetitif. Sebut saja, Suzuki Carry, Daihatsu Gran Max, Isuzu Panther, dan Toyota Hilux.
Meski mulai memiliki pasar, mobil bikinan China, tampaknya, masih akan sulit melawan dominasi mobil Jepang di pasar Indonesia. Bahkan, karena penjualannya cenderung turun, penjual mobil China memilih menahan ekspansi di kuartal kedua tahun ini.
Gunadi Sindhuwinata, Direktur Utama PT Indomobil Niaga Internasional (INI), yang menjadi agen penjualan mobil China di Indonesia, mengungkapkan, melihat kondisi pasar sepeti sekarang, Indomobil tidak berani terlalu ekspansif. "Kami hanya fokus pada penjualan saja saat ini," ujarnya.
Pernyataan Gunadi bukan tanpa alasan. Di kuartal pertama lalu, penjualan mobil China Indomobil hanya sebanyak 240 unit. Angka ini turun 20% jika dibandingkan penjualan pada periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 300 unit. Melihat pencapaian ini, Gunadi memprediksi, penjualan mobil China pada tahun 2009 hanya akan mencapai 750 unit. Jumlah ini merosot 53% dari penjualan pada tahun 2008 yang mampu menembus angka 1.600 unit.
Indomobil pun lebih memilih fokus menjaga pasar varian-varian mobil China yang telah mereka rilis. Saat ini, Indomobil memasarkan mobil China merek Cherry, Great Wall, dan Foton. “Kecuali Foton, kami tidak ada rencana untuk mengeluarkan varian baru di tahun ini,” katanya.
Sebagian besar mobil China ini menyasar konsumen lapis bawah. “Harga mobil yang kami tawarkan untuk Cherry sekitar Rp 80 juta sampai Rp 100 juta, Foton sekitar Rp 120 juta, dan Great Wall di harga Rp 140 juta," terang Gunadi.
Sejauh ini, peminat mobil China sebagian besar masih berasal di kota-kota besar seperti Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Selama ini, mereka lebih banyak membeli Cherry QQ, Cherry Tigo, dan Great Wall. "Untuk Foton yang lebih ke mobil niaga, pasarnya sebagian besar juga ada di Jakarta," imbuh Gunadi.
Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan melihat, mobil China memang masih sulit memikat para konsumen mobil di dalam negeri. Menurutnya, mengubah mindset konsumen tentang keberadaan mobil China membutuhkan waktu yang lama. “Dalam jangka panjang, mobil China harus membuktikan kemampuan produk dan layanan purna jual untuk meraih pasar yang cukup besar di Indonesia,” imbuh Johnny.
Betul, industri otomotif tidak sekadar menjual mobil, tapi juga layanan dan purna jual. Dan, sampai sejauh ini, mobil China baru memiliki 12 dealer. Pada 2009 ini, Gunadi bilang, Indomobil belum memiliki rencana untuk kembali menambah jumlah dealer mobil China.
Melihat market Indonesia yang cukup besar, Foton mematok angka 1.000 unit untuk tahun 2009 ini. Tentu ini target yang lumayan besar bagi pemain baru di industri otomotif tanah air.
“Anggapan tentang produk China itu terkesan tidak berkualitas, sekarang bukan jamannya lagi. Bahkan kami berkomitmen untuk tetap berjuang di pasar otomotif Indonesia untuk merebut pasar di segmen yang kami buat. Karena dari segi kualitas, kami sudah menyajikan teknologi terbaru yang tidak kalah hebat dengan produk Jepang,” ujar Frans C Harsono, Direktur Penjualan dan Pemasaran, PT FM.
Semangat Foton untuk mensukseskan target penjualan rasanya cukup beralasan. Karena pasar otomotif Indonesia mempunyai kecenderungan daya beli yang relatif stabil. Bahkan disaat kondisi ekonomi dunia semakin terpuruk, Indonesia tetap bisa hidup dan bergairah dari perspektif dunia otomotif.
Meski baru diluncurkan pada hari pertama IIMS 2009, varian MPV produksi Foton, Foton View Xtra Large Cabin (XLC), telah dipesan 100 unit oleh beberapa perusahaan. “Kami memang baru meluncurkan hari ini (Jumat, 24/7). Namun sebelumnya sudah ada pemesanan 100 unit oleh perusahaan untuk angkutan para karyawannya, serta perusahaan jasa transportasi atau biro travel,” tutur Frans.
Frans menyebutkan, pihaknya memang menyasar segmen korporat. Sebab, selain karakteristik efisien bahan bakar, kabin yang lega dengan kapasitas angkut besar, MPV juga memiliki performa mesin yang tangguh. Semua karakter itu, sebut Frans, merupakan kriteria yang diinginkan perusahaan sesuai dengan prinsip bisnis mereka yang menekankan aspek efisiensi. Soal harga, Foton berani bersaing. Untuk tipe Travel dibanderol Rp 225 juta, tipe Family Rp 235 juta, dan tipe Eksekutif Rp 245 juta. Semua harga on the road.
PT FM memang terlihat serius menggarap pasar Indonesia. Perusahaan yang bernaung dibawah bendera Modern Group ini sudah mengalokasikan dana sekitar Rp 200 miliar yang ditujukan untuk merakit Foton View di Indonesia. “Kami merakitnya di PT Gaya Motor Indonesia dengan menggunakan 30% kandungan lokal,” imbuhnya.
Selain itu, PT FM juga akan mendirikan enam dealer di Indonesia. Dealer tersebut akan tersebar di beberapa kota dengan rincian: dua dealer akan dibuat di Jakarta, sedangkan sisanya akan dibuat di Pekanbaru, Bali, Palembang dan Surabaya. “Kami menargetkan hingga 2010 nanti akan ada sekitar 13 dealer tapi tahap awal kami buat enam dealer dulu,” pungkasnya.
Sebelum varian MPV yang diageni oleh PT FM, merek Foton sebenarnya sejak beberapa waktu lalu sudah dikenal oleh publik Indonesia (meski masih terbatas). Itu karena keterlibatan PT PT Indobuana Auto Raya (IBAR), anak perusahaan Indomobil yang memasarkan varian truk dan pick-up.
Hebatnya, krisis global sepertinya tak membuat langkah Indomobil surut menjual pick up Foton. Justru, di tengah bayang-bayang menurunnya industri otomotif nasional, Indomobil malah mematok target penjualan Foton naik sebesar 300%.
Tahun 2008 lalu, Indomobil menutup penjualan Foton di angka 600 unit. Sementara tahun ini Indomobil mematok penjualan Foton sebesar 2.000 unit. "Penetapan target yang tinggi ini didasari oleh keyakinan bahwa kualitas Foton yang dirakit di dalam negeri oleh Indomobil telah memenuhi standar yang diinginkan konsumen Indonesia," ujar Paulus Suranto, Chief Executive Officer (CEO) PT Indobuana Auto Raya (IBAR), anak perusahaan Indomobil.
Lebih lanjut Paulus bilang, bahwa target tahun depan ditunjang dengan hadirnya varian baru Foton berupa pick up 3,2 ton dengan mesin diesel 2.200 CC. "Harganya 30% lebih rendah dari pick up sejenis," pungkasnya.
Memang agar bisa bersaing, Indobuana akan melego pikap Foton itu dengan harga Rp 100 juta. Harga jual ini sudah final dan tak akan naik lagi, sebab sudah sesuai kantong konsumen yang dibidik Foton. “Pasar yang kami incar adalah perusahaan pengangkut, kargo hingga UKM. Kami akan menjualnya sekitar 1.500 unit per tahun,” kata Paulus.
Adapun spesifikasi mobil ini, berkapasitas angkut hingga 2,6 ton, mesin 2.200 cc, dan berdaya 75 tenaga kuda. Secara umum, sepanjang tahun 2008 lalu, Foton baru bermain satu segmen, yakni niaga menengah dengan berat 5 ton sampai 10 ton.
Indobuana baru resmi jadi ATPM Foton sejak April 2008. Saat ini, mereka mengandalkan tipe BJ 1039 R. “Penjualan tahun lalu 512 unit. Sementara target penjualan tahun ini 500 unit. Bila digabung dengan pikap, target total penjualan kami 2.000 unit,” ujar Paulus.
Hadirnya ATPM China yang bermain di kelas niaga, tidak membuat penguasa pasar kendaraan niaga, yakni Mitsubishi, terusik. Mereka masih menganggap Foton perlu mencari pasar supaya bisa bersaing dengan model lain. “Kami perkirakan market share-nya masih di bawah 5%,” kata Duljatmono, Sales Communication PT Krama Yudha Tiga Berlian, ATPM Mitsubishi.
Di kelas niaga ringan, penjualan Mitsubishi menembus 38.887 unit di 2008. Angka itu naik 53% dibanding 2007 dengan 25.256 unit. “Secara umum kami masih memimpin market share 57%. Di kelas ini kami mengandalkan tiga tipe yaitu T 120, L 200, dan L 300,” tandas Duljatmono.
Sepanjang Januari 2009, penjualan niaga ringan Mitsubishi tembus 1.497 unit, turun sekitar 50% dibanding Januari 2008 sebanyak 3.070 unit. “Kami memprediksi, penjualan mobil niaga ringan 2009 cuma 68.000 unit. Ini mengalami penurunan 18% dibandingkan 2008, yang penjualannya menembus angka 83.000 unit,” kata Duljatmono.
Secara umum, ATPM yang bermain di niaga ringan cukup kompetitif. Sebut saja, Suzuki Carry, Daihatsu Gran Max, Isuzu Panther, dan Toyota Hilux.
Meski mulai memiliki pasar, mobil bikinan China, tampaknya, masih akan sulit melawan dominasi mobil Jepang di pasar Indonesia. Bahkan, karena penjualannya cenderung turun, penjual mobil China memilih menahan ekspansi di kuartal kedua tahun ini.
Gunadi Sindhuwinata, Direktur Utama PT Indomobil Niaga Internasional (INI), yang menjadi agen penjualan mobil China di Indonesia, mengungkapkan, melihat kondisi pasar sepeti sekarang, Indomobil tidak berani terlalu ekspansif. "Kami hanya fokus pada penjualan saja saat ini," ujarnya.
Pernyataan Gunadi bukan tanpa alasan. Di kuartal pertama lalu, penjualan mobil China Indomobil hanya sebanyak 240 unit. Angka ini turun 20% jika dibandingkan penjualan pada periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 300 unit. Melihat pencapaian ini, Gunadi memprediksi, penjualan mobil China pada tahun 2009 hanya akan mencapai 750 unit. Jumlah ini merosot 53% dari penjualan pada tahun 2008 yang mampu menembus angka 1.600 unit.
Indomobil pun lebih memilih fokus menjaga pasar varian-varian mobil China yang telah mereka rilis. Saat ini, Indomobil memasarkan mobil China merek Cherry, Great Wall, dan Foton. “Kecuali Foton, kami tidak ada rencana untuk mengeluarkan varian baru di tahun ini,” katanya.
Sebagian besar mobil China ini menyasar konsumen lapis bawah. “Harga mobil yang kami tawarkan untuk Cherry sekitar Rp 80 juta sampai Rp 100 juta, Foton sekitar Rp 120 juta, dan Great Wall di harga Rp 140 juta," terang Gunadi.
Sejauh ini, peminat mobil China sebagian besar masih berasal di kota-kota besar seperti Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Selama ini, mereka lebih banyak membeli Cherry QQ, Cherry Tigo, dan Great Wall. "Untuk Foton yang lebih ke mobil niaga, pasarnya sebagian besar juga ada di Jakarta," imbuh Gunadi.
Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan melihat, mobil China memang masih sulit memikat para konsumen mobil di dalam negeri. Menurutnya, mengubah mindset konsumen tentang keberadaan mobil China membutuhkan waktu yang lama. “Dalam jangka panjang, mobil China harus membuktikan kemampuan produk dan layanan purna jual untuk meraih pasar yang cukup besar di Indonesia,” imbuh Johnny.
Betul, industri otomotif tidak sekadar menjual mobil, tapi juga layanan dan purna jual. Dan, sampai sejauh ini, mobil China baru memiliki 12 dealer. Pada 2009 ini, Gunadi bilang, Indomobil belum memiliki rencana untuk kembali menambah jumlah dealer mobil China.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar