28 April 2010

Serangga Terpanjang di Dunia !



Serangga stik (Phobaeticus chani) dengan total panjang 56.7 sentimeter yang ditemukan di hutan hujan tropis perbatasan antara Malaysia, Indonesia dan Brunei,.

Siput ekor panjang (Ibycus rachelae), yang menggunakan "panah cinta" terbuat dari kalsium karbonat untuk menembus dan menyuntik hormon ke jodoh dalam bereproduksi.

Kodok berkepala datar sepanjang tujuh sentimeter (Barbourula kalimantanensis) yang sepenuhnya bernafas melalui kulit bukan melalui paru-paru.

Kelompok konservasi dunia World Wide Fund for Nature (WWF) mengumumkan temuan spesies baru di Kalimantan. Spesies baru itu salah satunya adalah serangga atau belalang stik (Phobaeticus chani) dengan total panjang 56,7 sentimeter yang ditemukan di kawasan yang disebut "Heart of Borneo", tepatnya di hutan hujan tropis perbatasan antaraMalaysia, Indonesia, dan Brunei.

Warga Kalimantan Tengah biasa menyebut serangga itu belalang bilah kayu dan yang lazim dijumpai hanya berukuran panjang 7-10 sentimeter.

Temuan serangga ini salah satu dari 123 spesies yang baru ditemukan di kawasan tersebut. Spesies lainnya adalah temuan kodok berkepala datar sepanjang 7 sentimeter (Barbourula kalimantanensis) yang sepenuhnya bernapas melalui kulit, bukan melalui paru-paru.

Kemudian ditemukan juga siput ekor panjang warna kuning (Ibycus rachelae), yang menggunakan "panah cinta" terbuat dari kalsium karbonat untuk menembus dan menyuntik hormon ke jodoh dalam bereproduksi.

Menurut data resmi WWF yang bermarkas di Malaysia, kawasan "Heart of Borneo" yang sebagian besar wilayahnya ada di Indonesia dalam setiap bulan rata-rata ditemukan tiga spesies.

Kawasan tersebut merupakan rumah bagi 10 spesies primata, sekitar 350 spesies burung, 150 reptil dan amfibi, serta 10.000 spesies tanaman.

Serjana Pertama Yang Menjadi Tukang Sapu !


Serjana Pertama Yang Menjadi Tukang Sapu di Riau. Lulusan Terbaik Salah satu Universitas Negri Menjadi Tukang Sapu - Matahari sudah semakin tinggi di atas Gedung Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Riau di Jalan Gajah, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

Beberapa orang lalu-lalang di kantor tersebut, namun seseorang berseragam dinas yang akhirnya diketahui bernama Jack Lord (30) masih tetap berkutat dengan tangkai sapu dan kain lap untuk membersihkan beberapa lantai ruangan di kantor tersebut.

Warga Jalan Genteng Perumahan Tampan Permai, Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan, ini, sebenarnya adalah seorang PNS golongan III A, namun saat bercerita dengan Riau Pos di kantor tersebut dia terkesan malu dan hampir tidak mau mengakui bahwa dia adalah PNS yang pernah menamatkan kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Riau (Unri) dengan indeks prestasi kumulatif 3,75.

Kenyataan tentang dirinya adalah seorang sarjana tersebut hampir tenggelam dan tidak terlacak jika sekilas melihatnya, namun Riau Pos terus bertanya tentang siapa diri Jack sebenarnya. Jack Lord kemudian memulai ceritanya bahwa dia sudah menjadi PNS tahun 2002 dalam kualifikasi tamatan SMU pada golongan IIB sebagai pengatur muda tingkat satu.

Pada tingkat ini, Jack mulai bekerja sebagai tenaga cleaning service. Dia setiap harinya harus menyapu lantai dan membersihkan ruangan, mengepel, membersihkan kaca, bahkan membersihkan kakus di kantor tersebut. Namun resminya tercatat pekerjaannya adalah sebagai pengelola kebersihan ruang belajar dan aula kecil.

Saat bercerita itu, suara Jack Mulai lirih, tangan kanannya yang memegang tangkai sapu terlihat bergetar, tarikan napasnya juga terdengar cepat. Perlahan matanya mulai berkaca-kaca.

Jack mengaku, sambil bekerja, dia berusaha untuk kuliah karena dia juga punya cita-cita menjadi seseorang yang bisa dibanggakan oleh orang tua dan keluarganya. Namun sampai Rabu (21/4) kemarin, nasibnya tetap saja sebagai tukang pel lantai LPMP.

Walaupun Jack telah berhasil menamatkan kuliah dan lulus hampir dengan nilai cum laude di universitas negeri terbesar di Riau serta telah melewati proses penyesuaian ijazah, tapi tak ada perubahan dalam pekerjaannya.

‘’Saya sudah pernah protes dan sampai ke Jakarta, namun tetap tidak ada perubahan. Sepertinya mungkin inilah takdir saya, menjadi tukang sapu saja. Saudara saya juga jadi tukang sapu jalan. Berdua bersaudara kami laki-laki yang lulus kuliah seperti dipermainkan nasib, anak yang seharusnya sudah bisa membanggakan orang tuanya, tapi sampai kini hanya jadi tukang sapu,’’ ujar Jack berlinang air mata.

Dia merasa dipermainkan dan ditindas, protes kepada atasannya terus dilakukannya. Malah pernah dia bertanya, apakah memang ada pegawai negeri golongan IIIA sebagai penyapu lantai dalam SK yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tapi waktu terus berlalu, pekerjaan harus tetap dilakukannya, dan tetap tidak ada perubahan.

Dulu saat dia protes ke Jakarta, ditanggapi oleh Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ditandatangani Ir Giri Suryatmana. Oleh Giri, atasannya yang di Pekanbaru disuruh untuk memperbaiki SK sesuai dengan golongan yang ditempati Jack. Atasannya mengakui ada kesalahan dalam pengetikan. Tapi kondisi masih tetap saja sama setelah protes tersebut.

‘’Dengan golongan yang sama, teman-teman duduk dalam ruangan bekerja dengan kertas dan pulpen tapi saya memegang sapu membersihkan lantai. Saya tidak keberatan dengan pekerjaan ini, karena dari dulupun inilah pekerjaan saya tapi apa sesuai dengan yang sudah saya tempuh, percuma saja rasanya saya pernah kuliah,’’ ujar Jack sambil terisak.

Dengan suara lirih sambil menghapus air mata yang mulai mengalir di pipinya, Jack mengatakan, dia mengerti dengan berbagai birokrasi pemerintahan dan berbagai disiplin ilmu pemerintahan serta bagaimana manajemen kepegawaian. Menurutnya, apa yang sedang dijalaninya sekarang ini sangat bertetangan dengan hatinya yang memahami pekerjaan pemerintahan.

Lalu dengan suara lirih dan parau, Jack kemudian bertanya, ‘’Apakah nasib saya ini karena ada kesalahan dari nenek moyang atau orang tua saya dulu sebelum melahirkan saya? Tak sanggup rasanya ditahankan hati tapi saya harus hidup menjalani nasib ini,’’ tanya Jack.

Jack mengaku sedikit kehilangan percaya diri, memasuki umur kepala tiga, dirinya belum menikah. Pernah terpikir dan terasa di hatinya untuk menikahi seorang gadis, tapi kondisinya sebagai seorang tukang sapu membuatnya tidak pernah berani mengungkapkan perasaan pada perempuan pujaan hatinya. ‘’Saya ini tukang sapu, siapa yang akan mau bersuamikan saya ini. Sepertinya tak ada orang tua seorang anak gadis yang mau melepaskan anak gadisnya hidup bersama saya,’’ ujar Jack dalam dialek Melayunya yang kental.

Jack juga menjelaskan, bukan tidak bisa menerima pekerjaan sebagai petugas kebersihan, namun lebih kepada kompetensi keilmuan dan kelaziman di dunia kerja.

‘’Bukan dikarenakan tidak menghargai pekerjaan tersebut. Hanya saja, naif rasanya bila melihat orang dengan golongan yang sama, bisa bekerja sesuai dengan kemampuan dan keahlian mereka. Saya sarjana Ilmu Pemerintahan, saya mengerti tugas pokok dan pekerjaan aparatur pemerintahan, etika birokrasi, pembagian kerja dan kewenangan, kebijakan publik, membuat undang-undang, bahkan ilmu politik dalam pemerintahan. Saya ini mungkin tidak kalah dibandingkan dengan para alumni Sekolah tinggi Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) atau Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), yang membedakan kami sepertinya hanya nasib saya yang menjadi tukang bersih-bersih ini,’’ ucap salah satu mahasiswa terbaik Unri tahun kelulusan 2003 tersebut dengan mata kembali berkaca-kaca.

‘’Bila dalam ketentuannya memang ada hal yang membenarkan PNS dengan golongan III A bekerja sebagai tenaga kebersihan, bisa saja tugas itu tetap akan diterima sebagai konsekuensi tugas. Hanya saja, jelas hal tersebut bukan sebuah kelaziman di lingkungan pemerintah. Apalagi bila dikaitkan dengan fakta bahwa saat ini pemerintah lebih banyak menggunakan tenaga outsourching untuk mengerjakan tugas pembantu umum perkantoran,’’ sebut Budi Astoto, salah seorang mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan ketik diminta tanggapannya tentang nasib Jack.

Dia mengaku kecewa, karena, secara kualitas, sumber daya manusia seperti Jack Lord harusnya mendapatkan job description yang jelas sesuai dengan kualifikasi ilmu dan kepangkatan yang dimilikinya.

‘’Saya bahkan baru sekali ini mendengar pegawai golongan IIIA bekerja sebagai pembersih ruangan kantor. Karena selama ini tugas itu hanya diberikan pada tenaga tidak terdidik dan tidak terlatih,’’ sebut dia.

Penjelasan tersebut juga dikuatkan oleh staf pengajar Ilmu Pemerintahan Unri, Saiman Pakpahan SIP MSi yang menyebutkan bahwa hal tersebut pasti terjadi dikarenakan penyusunan Struktur Organisasi Tata Pemerintahan (SOTK) yang tidak clear. Bila penempatan tersebut didasari oleh alasan bahwa tidak ada posisi untuk penempatan pegawai dengan golongan yang setara, harusnya, antar-satuan kerja bisa saling berkoordinasi. Dengan demikian, potensi jajaran tetap sesuai dengan golongan dan tugas pokoknya.

‘’Saya malah melihat hal ini menunjukkan lemahnya sensififitas pimpinan, karena, idealnya, pimpinan bisa melihat potensi bawahan sesuai dengan golongan. Ini baru pertama sekali saya dengar, PNS golongan III A bertahun-tahun menjadi pekerja kasar yang tugasnya membersihkan ruangan. Bisa jadi ini banyak terjadi, tapi, itu merupakan bentuk tidak pekanya pimpinan terhadap potensi yang ada di wilayah kerjanya,’’ sebut dia.

Kata Sulaiman lagi, kalau alasannya adanya sikap suka atau tidak suka, itupun tak bisa jadi ukuran dalam kerja birokrasi, karena, kinerja birokrat diukur bukan berdasarkan aspek personalitas, melainkan profesionalitas bekerja. “Adapunish and reward. Pemimpin tak bisa menilai berdasarkan ukuran suka atau tidak suka, atau aspek kedekatan. Yang kita khawatirkan dalam sistem yang seperti itu, ada pegawai dengan golongan yang lebih rendah, tapi bisa mengerjakan tugas yang harusnya bisa dikerjakan oleh petugas yang mengerjakan pekerjaan kasar tersebut,’’ papar Saiman.

Riau Pos mencoba mengkonfirmasi status Jack ini kepada Kepala LPMP Riau, Zainal, namun dalam keterangan singkatnya Zainal mengaku sedang mengikuti acara dan minta tidak diganggu dahulu.

Kasubag Umum LPMP Riau, Drs Syukhmide Hendri saat ditemui secara terpisah tidak menafikan adanya pekerja dengan tamatan sarjana dipekerjakan sebagai tenaga cleaning service di kantornya. Hanya saja, saat ditanyakan apa dasar penempatan dan pembagian kerja yang digunakan, Syukhmide Hendri berusaha menghindar dengan pergi begitu saja meninggalkan Riau Pos, padahal sebelumnya dia sempat hendak bercerita panjang seputar tugas di LPMP. Sembari berpura-pura memanggil salah seorang pegawai, Syukhmide langsung lari begitu saja.

Diminta Bersabar

Terkait masalah ini, Kepala Dinas Pendidikan Riau, Prof Dr Ir Irwan Effendi mengaku tidak bisa menghakimi lembaga maupun orangnya. Pasalnya, sesuai dengan ketentuan hal tersebut adalah kebijakan pimpinan maunpun lembaga di mana dia bekerja. Selain itu juga, sebagai PNS apapun dia harus siap menghadapinya.

‘’Kita tidak bisa menilai orang dari penilaiannya di akademis. Jika memang dia melangkah dari tamatan SMA dan baru penyesuaian berarti memang ada jenjang untuk itu. masalah apa yang dikerjakannya mungkin kerena belum ada kesempatan saja. Yang jelas dia harus bersabar saja,’’ terangnya saat dihubungi Riau Pos Rabu

Jangan Makan Makanan ini Setelah Makan Kepiting !



Semua pasti tahu yang namanya daging kepiting pasti enak rasanya, selain lembut, kepiting kaya akan gizi. Kandungan protein yang terkandung di dalamnya lebih banyak dibanding daging ikan maupun babi. Misalnya seperti kalsium, zat fosfor (P), zat besi dan vitamin A. Kepiting juga mengandung asam glutamat, asam amino dan zat asam lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Namun, perlu diingat meskipun kepiting banyak memiliki manfaat bagi tubuh, juga memiliki banyak pantangannya, dan kepiting biasanya tidak dapat disatukan begitu saja dengan jenis makanan tertentu. Ada baiknya kita menghindari dan mengenali jenis makanan yang harus dihindari ketika sedang menyantap kepiting. Mau tahu apa saja ? ini dia jenis makanannya.

1. BUAH KESEMEK

Setiap tahun saat musim panen kepiting, bersamaan pula musim panen buah kesemak. Walaupun mereka memiliki musim panen yang sama, namun sebenarnya mereka bermusuhan saat dihidangkan dimeja makan. Daging kepiting banyak mengandung protein, sedangkan buah kesemak mengandung banyak asam tanat (yakni asam yang dapat menghancurkan protein).
Jika keduanya dikonsumsi bersamaan, asam tanat yang terkandung dalam buah kesemak akan membuat protein yang ada dalam daging kepiting beku menggumpal, sehingga sulit untuk dicernakan, dan apabila terlalu lama berada dalam usus akan meragi dan membusuk, sehingga menyebabkan rasa mual, muntah, nyeri perut, diare dan lain sebagainya.

2. TEH

Kebanyakan orang setelah makan kepiting secara kebiasaan akan minum teh, mereka mengira dapat membantu pencernaan. Akan tetapi justru dapat menyebabkan pencernaan terganggu. Minum teh saat makan kepiting akan melumerkan getah lambung.
Bukan saja mempengaruhi pencernaan dan daya serap, namun juga menurunkan fungsi pembasmi kuman dari getah lambung, sehingga bakteri dapat hidup bebas dalam lambung.
Selain itu air teh juga mengandung asam tanat yang sama dengan buah kesemak, mengkonsumsinya bersama akan menimbulkan gejala tidak enak pada usus lambung.

3. BUAH PEAR

Meskipun buah pir adalah obat mujarab untuk mengurangi kekeringan di musim gugur, tetapi sewaktu mengkomsumsi kepiting sebaiknya diberi tenggang waktu. Khususnya bagi penderita limpa lambung lemah dingin harus lebih memperhatikan masalah ini.
Hal ini dikarenakan buah pir adalah makanan yang bersifat dingin, makan bersama dengan kepiting yang bersifat dingin , akan melukai limpa lambung, mengakibatkan pencernaan buruk.
Dengan alasan yang sama, setelah makan kepiting juga tidak cocok segera minum air es, makan es krim atau minuman dingin lainnya, bila tidak, akan menimbulkan diare.

4. DAGING KAMBING

Daging kambing juga tidak baik jika menjadi pendamping hidangan kepiting. Hal ini dikarenakan daging kambing bersifat panas, sedangkan daging kepiting bersifat dingin.

Apabila dikonsumsi secara bersamaan, tidak saja akan mengurangi fungsi memperkuat dan menghangatkan dari daging kambing, namun juga akan mengganggu limpa lambung.
Dengan alasan yg sama, kepiting juga tidak cocok dikonsumsi dengan ikan gabus yang berfungsi memperkuat dan menghangatkan.

Ramalan Kartu Tarot dari Masa ke Masa !


Tarot, sekumpulan kartu-kartu yang berisi simbol-simbol yang berhubungan dengan rahasia alam semesta. Catatan perjalanan planet dan rasi bintang, yang punya hubungan erat dengan siklus kehidupan manusia.

Tarot sudah tercipta sebelum zaman Nabi Musa, pertama kali datang dari Tao Cina. Kemudian dibawa ke India, lalu ke Mesir. Tarot mulai dikenal ketika dibawa ke Spanyol. Nama tarot semakin akrab terdengar ketika tahun 1376 dibawa ke Italia, dan digunakan sebagai permainan.

Kartu tarot saat itu berjumlah 22 lembar. Setelah diperkenalkan ke Perancis, barulah kartu ini digabungkan dengan 56 lembar kartu bridge. Jumlahnya menjadi 78 lembar.

Setiap kartu tarot yang ditebar memuat unsur psikologi yang mengandung nilai filosofis. Ada 4 elemen warna dalam kartu tarot. Warna kuning mewakili api. Biru, air. Ungu, udara. Dan hijau, mewakili tanah. Elemen-elemen inilah yang digunakan sebagai pedoman dalam membaca perjalanan hidup seseorang.

Orang yang bisa membaca tarot disebut pewacana tarot. Diantara sejumlah pewacana tarot, Ani Sekarningsih, salah satunya. Sejak berusia 13 tahun ia sudah belajar tentang tarot. Tahun 2001, Ani, istri peneliti nuklir ini, mendapat pengakuan tertinggi dari American Tarot Association sebagai Tarot Grandmaster pertama di Indonesia, setelah menerbitkan kartu tarot wayang Indonesia.

Setiap akhir tahun dan memasuki awal tahun, biasanya Ani kebanjiran tamu. Konsultasi umumnya seputar hubungan asmara, karir atau bisnis mereka di masa mendatang. Wajarlah jika kemudian kartu tarot dianggap sangat berperan dalam kehidupan sebagian orang. Terutama bagi mereka yang khawatir dengan masa depannya.

Dengan tarot, seseorang berharap dapat menjalani hidup sesuai keinginannya. Jika saat diramal ditemukan masalah, orang tersebut akan memiliki solusi dan rambu-rambu untuk menjalaninya. Namun membacakan tarot seseorang tak selalu menyenangkan bagi Ani. Ia pernah memiliki pengalaman buruk hingga menyebabkan trauma. Saat itu ramalan yang dibacakannya benar-benar menjadi kenyataan.

Dalam proses peramalan, pertanyaan si penanya harus diikuti juga dengan kekuatan pikirannya. Sebab, keberhasilan jawaban yang diinginkan si penanya, sangat bergantung pada apa yang dipikirkan si penanya saat mengocok kartu tarot. Pikiran si penanya harus fokus pada pertanyaannya. Jika tidak, gambar peta jiwa kartu tarot yang ditarik pewacana tarot, juga akan kacau.

Saat bertanya pada pewacana tarot dalam kondisi pikiran tidak fokus, sekaligus menjelaskan bahwa tidak ada bau mistik dalam membaca tarot, seperti dugaan banyak orang selama ini. Tarot sangat berbeda dengan ilmu terawangan yang tidak bisa memberikan solusi dan rambu-rambu .

Desain kartu tarot yang ada di dunia saat ini, hampir mencapai seribu jenis. Bahkan sudah menjadi industri yang memasukkan devisa negara. Ani sendiri mengoleksi 80 jenis kartu tarot. Meski designnya berbeda-beda, maknanya tidak ada yang berbeda, pengartian tarot disesuaikan dengan angka yang tertera pada kartu dan elemennya. Ini pula yang menjadi alasan mengapa tarot bukan dikatakan sebagai media untuk meramal.

Tarot masih bisa dikatakan cukup realistis dan ilmiah, meski demikian tingkat ke akuratannya tetap perlu dipertimbangkan. Mestinya seseorang tidak menggantungkan masa depannya seratus persen pada keajaiban tarot, tanpa berusaha. Namun adalah sifat manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang diinginkannya. Mereka selalu dan akan terus mencari sesuatu untuk memenuhi keingintahuannya dan memuaskan dirinya.