Kesedihan masih lekat di keluarga Naila (2), Bocah belia yang meninggal Jum'at akibat penyakit komplikasi dan di "tolak" oleh para pihak rumah sakit.
Menurut Dodi (29) paman Naila (2), rumah sakit seharusnya tidak meminta uang muka terlebih dahulu kepada kami untuk ruang ICU anak.
" Saya rasa pihak rumah sakit kini sudah kelewatan, masa orang sudah sakit parah dan membutuhkan pertolongan cepat harus diminta uang DP dulu baru dirawat," katanya di Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Tangsel.
Sebelumnya pihak keluarga telah mencari rumah sakit yang menjadi rujukan dokter jaga RS Bakti Asih, Ciledug, Tangerang, ke RS Sari Asih yang masih dimiliki oleh Wakil Walikota Tangerang.
Namun ketika dikonfirmasi katanya penuh.Setelah menghubungi beberapa rumah sakit, akhirnya pihak keluarga mengkonfirmasi RS International Bintaro (rujukan dokter) namun pihak rumah sakit meminta uang muka terlebih dahulu Rp 10 juta dan mengatakan biaya perharinya Rp 8 juta untuk ruang ICU anak , pihak keluarga pun akhirnya menolak.
Tanpa pantang meyerah, Dodi menghubungi RS JMC Buncit Raya, Jakarta Selatan, hal senada juga dikatakan, pihak rumah sakit meminta uang muka terlebih dahulu Rp 15 juta dan mengatakan biaya perharinya berkisar Rp 4 juta, keluarga menolak, dan terakhir RS Harapan Kita, yang meminta uang muka Rp 18 juta.
Sebelumnya di beritakan Jum'at bocah berumur 2 tahun meninggal dunia karena orang tuanya tidak mampu mebayar uang muka sebesar Rp 10-15 juta untuk ruang perawatan ICU anak.
Naila (2) merupakan anak ke dua dari pasangan Zainudin warga RT 03 RW 02 Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Naila sebelumnya terkena penyakit komplikasi, di bawa ke Rumah Sakit Aqiqah, Ciledug pihak rumah sakit tersebut merujuk ke rumah sakit Bakti Asih, Ciledug, Kota Tangerang.
Namun karena perlengkapan yang kurang memadai menurut keterangan dokter jaga, Jumat pukul 12.15 wib pihaknya merujuk ke beberapa rumah sakit yang mempunyai ruang ICU anak, tapi beberapa rujukan rumah sakit tersebut meminta uang muka puluhan juta terlebih dahulu jika dirawat.
Karena kondisi ekonomi, pihak keluarga akhirnya pasrah dan tetap dirawat dengan minim peralatan di rumah sakit Bakti Asih. Naila yang tak berdosa tersebut meninggal dunia.
Menurut Dodi (29) paman Naila (2), rumah sakit seharusnya tidak meminta uang muka terlebih dahulu kepada kami untuk ruang ICU anak.
" Saya rasa pihak rumah sakit kini sudah kelewatan, masa orang sudah sakit parah dan membutuhkan pertolongan cepat harus diminta uang DP dulu baru dirawat," katanya di Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Tangsel.
Sebelumnya pihak keluarga telah mencari rumah sakit yang menjadi rujukan dokter jaga RS Bakti Asih, Ciledug, Tangerang, ke RS Sari Asih yang masih dimiliki oleh Wakil Walikota Tangerang.
Namun ketika dikonfirmasi katanya penuh.Setelah menghubungi beberapa rumah sakit, akhirnya pihak keluarga mengkonfirmasi RS International Bintaro (rujukan dokter) namun pihak rumah sakit meminta uang muka terlebih dahulu Rp 10 juta dan mengatakan biaya perharinya Rp 8 juta untuk ruang ICU anak , pihak keluarga pun akhirnya menolak.
Tanpa pantang meyerah, Dodi menghubungi RS JMC Buncit Raya, Jakarta Selatan, hal senada juga dikatakan, pihak rumah sakit meminta uang muka terlebih dahulu Rp 15 juta dan mengatakan biaya perharinya berkisar Rp 4 juta, keluarga menolak, dan terakhir RS Harapan Kita, yang meminta uang muka Rp 18 juta.
Sebelumnya di beritakan Jum'at bocah berumur 2 tahun meninggal dunia karena orang tuanya tidak mampu mebayar uang muka sebesar Rp 10-15 juta untuk ruang perawatan ICU anak.
Naila (2) merupakan anak ke dua dari pasangan Zainudin warga RT 03 RW 02 Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Naila sebelumnya terkena penyakit komplikasi, di bawa ke Rumah Sakit Aqiqah, Ciledug pihak rumah sakit tersebut merujuk ke rumah sakit Bakti Asih, Ciledug, Kota Tangerang.
Namun karena perlengkapan yang kurang memadai menurut keterangan dokter jaga, Jumat pukul 12.15 wib pihaknya merujuk ke beberapa rumah sakit yang mempunyai ruang ICU anak, tapi beberapa rujukan rumah sakit tersebut meminta uang muka puluhan juta terlebih dahulu jika dirawat.
Karena kondisi ekonomi, pihak keluarga akhirnya pasrah dan tetap dirawat dengan minim peralatan di rumah sakit Bakti Asih. Naila yang tak berdosa tersebut meninggal dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar