Bagi Anda yang ketinggalan berita atau informasi mengenai meninggalnya Gus Dur, disini kami tulis mengenai detik-detik menjelang meninggalnya Gus Dur. Untukku.com turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya Gus Dur, semoga amal ibadah beliau diterima disisi Allah SWT.
Sebelum Wafat, Gus Dur Minta Dibacakan Berita Internasional
Rasa ingin tahu Gus Dur tidak pernah surut sampai ajal akan menjemput. Dalam kondisi masih terbaring di atas ranjang, Gus Dur tetap ingin mendapatkan perkembangan terbaru di dunia. 7 Jam sebelum wafat, dia minta dibacakan berita internasional.
“Saya yang mendampingi saat itu bersama Mbak Ina (Inayah) diminta untuk membacakan majalah Gatra. Gus Dur ingin dibacakan berita internasional. Salah satunya soal Pemilu di Chili,” kata pendamping Gus Dur, Bambang Susanto, kepada detikcom, Kamis (31/12/2009).
Menurut mantan wartawan Jiji Press ini, Gus Dur yang sedang tiduran di atas ranjangnya terlihat menikmati informasi yang dibacakan. Bahkan saat Bambang menyebut nama Presiden Chili dengan salah, Gus Dur langsung membenarkan bacaan Bambang.
“Beliau sangat menikmati informasi yang saya bacakan. Sesekali beliau menjelaskan dan berdiskusi dengan Mbak Ina. Luar biasanya, saat saya salah menyebut nama presiden incumbent, beliau langsung mengoreksi saya,” papar Bambang.
3 Sendok Puding Susu
Di sela-sela dibacakan berita, Gus Dur disuapi putri terakhirnya Inayah Wulandari dengan puding susu. Gus Dur pun yang baru dicabut giginya mau menuruti permintaan anaknya. Namun, suapan Inayah berhenti di sendok ketiga. Sebab Gus Dur sudah merasa kenyang.
“Saya sama Mbak Ina dan pengawal yang menemani sekitar jam 11 itu melihat Gus Dur sedang agak sakit pahanya. Mbak Ina langsung menyuapi dengan puding agar beliau merasa nyaman. Tapi hanya sampai 3 suapan, Beliau sudah minta berhenti karena merasa sudah kenyang,” papar Bambang.
Selanjutnya Ina dan Bambang terus membacakan dan menuruti apa yang diminta Gus Dur yang merasa badannya mulai pegal-pegal. (DETIKNEWS)
Jenazah Gus Dur akan Diberangkatkan dari Masjid Ulul Albab
Masyarakat umum yang hendak melayat Gus Dur diarahkan menuju Masjid Ulul Albab yang berada di sekitar kampus Institut Keislaman Hasyim Asy’ari Tebu Ireng atau sekitar 300 meter dari Kompleks PP Tebuireng.
Menurut rencana, jenazah mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama akan disemayamkan di masjid itu untuk memberikan kesempatan masyarakat umum menyalatinya. Pimpinan PP Tebu Ireng KH Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah menuturkan, setelah disemayamkan di Masjid Ulul Albab, jenazah kakaknya itu akan disemayamkan di masjid PP Tebuireng untuk memberikan kesempatan kepada keluarga, teman dekat, dan sejumlah ulama memberikan penghormatan terakhir pada jenazah Gus Dur.
Dari masjid itu, jenazah Gus Dur akan dibawa menuju makam yang berjarak sekitar 50 meter dari masjid itu. Menurut rencana, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bertindak selaku inspektur upacara pemakaman. (KOMPAS)
Tidak Semua Pelayat Boleh Saksikan Pemakaman Gus Dur
Aparat kepolisian dari beberapa kesatuan juga siaga di lokasi pemakaman dan beberapa titik di sekitar kawasan Tebu Ireng, Kecamatan Diwek, Jombang. Bahkan, di sepanjang Jalan Raya Mojokerto-Jombang, petugas kepolisian dari masing-masing polsek disiagakan di setiap perempatan.
Pasukan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Jombang juga tampak di lokasi pemakaman dan berkoordinasi dengan anggota kepolisian yang sedang bertugas. Lukman Hakim, salah seorang panitia pemakaman Gus Dur, menuturkan, pelayat yang nantinya dapat menyaksikan pemakaman Gus Dur adalah para keluarga dan kerabat Gus Dur serta para santri yang mengenakan seragam.
“Oleh karena itu, kami meminta maaf jika nantinya ada pelayat yang tidak dapat masuk untuk menyaksikan langsung pemakaman Gus Dur,” tuturnya. Selain 700 personel kepolisian dari Polres Jombang, sebanyak 20 pasukan Banser juga akan dikerahkan. Mereka berasal dari Banser yang datang dari Jawa Timur. (KOMPAS)
Makam Gus Dur di Sebelah Kakek dan Ayah
Pemakaman Maqdarah di Pondok Pesantren Tebu Ireng terus disemuti ribuan santri dan warga dari wilayah Jawa Timur. Mereka berharap bisa mengantarkan mantan Presiden Abdurrahman wahid atau Gus Dur ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Kompleks pemakaman keluarga itu berukuran sekitar 500 meter persegi dan berjarak sekitar 300 meter dari Masjid Ulil Albab yang ada di dalam kompleks pesantren.
Pantauan VIVAnews, Kamis 31 Desember 2009, di luar liang lahat yang digali untuk Gus Dur, terdapat tiga makam di kompleks pemakaman tersebut. Di antaranya makam kakek dan ayah Gus Dur, KH Hasyim Asyari dan KH Wahid Hasyim.
Posisi makam ini berurutan dari atas ke bawah, jadi lokasi liang lahat Gus Dur tidak bersebelahan persis di kiri kanan makam kakek dan ayahnya.
Urutan paling atas adalah makam KH Hasyim Asyari. Di papan nisan makam ini tertera tahun kelahiran pendiri Nadlatul Ulama itu yakni 1871 dan wafat tahun 1947.
Di bawah makam KH Hasyim Asyari adalah makam KH Wahid Hasyim yang lahir tahun 1914 dan wafat tahun 1953. Setelah itu disusul di bawahnya liang lahat yang disediakan untuk makam Gus Dur.
Sebelum kesehatannya merosot drastis, pada Kamis pekan lalu Gus Dur sempat mengunjungi makam kakeknya.
Ada cerita menarik dari para santri Ponpes Tebu Ireng dan pentakjiah yang menyaksikan penggalian liang lahat itu. Mereka sempat menghitung tanah galian yang berjumlah 111 karung. Angka ini diyakini sebagai wujud manuggalnya Gus Dur sebagai tokoh panutan semua elemen masyarakat. Karenanya mereka terus berebut berfoto di sisi liang lahat.
VIVANEWS
Sebelum Wafat, Gus Dur Minta Dibacakan Berita Internasional
Rasa ingin tahu Gus Dur tidak pernah surut sampai ajal akan menjemput. Dalam kondisi masih terbaring di atas ranjang, Gus Dur tetap ingin mendapatkan perkembangan terbaru di dunia. 7 Jam sebelum wafat, dia minta dibacakan berita internasional.
“Saya yang mendampingi saat itu bersama Mbak Ina (Inayah) diminta untuk membacakan majalah Gatra. Gus Dur ingin dibacakan berita internasional. Salah satunya soal Pemilu di Chili,” kata pendamping Gus Dur, Bambang Susanto, kepada detikcom, Kamis (31/12/2009).
Menurut mantan wartawan Jiji Press ini, Gus Dur yang sedang tiduran di atas ranjangnya terlihat menikmati informasi yang dibacakan. Bahkan saat Bambang menyebut nama Presiden Chili dengan salah, Gus Dur langsung membenarkan bacaan Bambang.
“Beliau sangat menikmati informasi yang saya bacakan. Sesekali beliau menjelaskan dan berdiskusi dengan Mbak Ina. Luar biasanya, saat saya salah menyebut nama presiden incumbent, beliau langsung mengoreksi saya,” papar Bambang.
3 Sendok Puding Susu
Di sela-sela dibacakan berita, Gus Dur disuapi putri terakhirnya Inayah Wulandari dengan puding susu. Gus Dur pun yang baru dicabut giginya mau menuruti permintaan anaknya. Namun, suapan Inayah berhenti di sendok ketiga. Sebab Gus Dur sudah merasa kenyang.
“Saya sama Mbak Ina dan pengawal yang menemani sekitar jam 11 itu melihat Gus Dur sedang agak sakit pahanya. Mbak Ina langsung menyuapi dengan puding agar beliau merasa nyaman. Tapi hanya sampai 3 suapan, Beliau sudah minta berhenti karena merasa sudah kenyang,” papar Bambang.
Selanjutnya Ina dan Bambang terus membacakan dan menuruti apa yang diminta Gus Dur yang merasa badannya mulai pegal-pegal. (DETIKNEWS)
Jenazah Gus Dur akan Diberangkatkan dari Masjid Ulul Albab
Masyarakat umum yang hendak melayat Gus Dur diarahkan menuju Masjid Ulul Albab yang berada di sekitar kampus Institut Keislaman Hasyim Asy’ari Tebu Ireng atau sekitar 300 meter dari Kompleks PP Tebuireng.
Menurut rencana, jenazah mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama akan disemayamkan di masjid itu untuk memberikan kesempatan masyarakat umum menyalatinya. Pimpinan PP Tebu Ireng KH Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah menuturkan, setelah disemayamkan di Masjid Ulul Albab, jenazah kakaknya itu akan disemayamkan di masjid PP Tebuireng untuk memberikan kesempatan kepada keluarga, teman dekat, dan sejumlah ulama memberikan penghormatan terakhir pada jenazah Gus Dur.
Dari masjid itu, jenazah Gus Dur akan dibawa menuju makam yang berjarak sekitar 50 meter dari masjid itu. Menurut rencana, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bertindak selaku inspektur upacara pemakaman. (KOMPAS)
Tidak Semua Pelayat Boleh Saksikan Pemakaman Gus Dur
Aparat kepolisian dari beberapa kesatuan juga siaga di lokasi pemakaman dan beberapa titik di sekitar kawasan Tebu Ireng, Kecamatan Diwek, Jombang. Bahkan, di sepanjang Jalan Raya Mojokerto-Jombang, petugas kepolisian dari masing-masing polsek disiagakan di setiap perempatan.
Pasukan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Jombang juga tampak di lokasi pemakaman dan berkoordinasi dengan anggota kepolisian yang sedang bertugas. Lukman Hakim, salah seorang panitia pemakaman Gus Dur, menuturkan, pelayat yang nantinya dapat menyaksikan pemakaman Gus Dur adalah para keluarga dan kerabat Gus Dur serta para santri yang mengenakan seragam.
“Oleh karena itu, kami meminta maaf jika nantinya ada pelayat yang tidak dapat masuk untuk menyaksikan langsung pemakaman Gus Dur,” tuturnya. Selain 700 personel kepolisian dari Polres Jombang, sebanyak 20 pasukan Banser juga akan dikerahkan. Mereka berasal dari Banser yang datang dari Jawa Timur. (KOMPAS)
Makam Gus Dur di Sebelah Kakek dan Ayah
Pemakaman Maqdarah di Pondok Pesantren Tebu Ireng terus disemuti ribuan santri dan warga dari wilayah Jawa Timur. Mereka berharap bisa mengantarkan mantan Presiden Abdurrahman wahid atau Gus Dur ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Kompleks pemakaman keluarga itu berukuran sekitar 500 meter persegi dan berjarak sekitar 300 meter dari Masjid Ulil Albab yang ada di dalam kompleks pesantren.
Pantauan VIVAnews, Kamis 31 Desember 2009, di luar liang lahat yang digali untuk Gus Dur, terdapat tiga makam di kompleks pemakaman tersebut. Di antaranya makam kakek dan ayah Gus Dur, KH Hasyim Asyari dan KH Wahid Hasyim.
Posisi makam ini berurutan dari atas ke bawah, jadi lokasi liang lahat Gus Dur tidak bersebelahan persis di kiri kanan makam kakek dan ayahnya.
Urutan paling atas adalah makam KH Hasyim Asyari. Di papan nisan makam ini tertera tahun kelahiran pendiri Nadlatul Ulama itu yakni 1871 dan wafat tahun 1947.
Di bawah makam KH Hasyim Asyari adalah makam KH Wahid Hasyim yang lahir tahun 1914 dan wafat tahun 1953. Setelah itu disusul di bawahnya liang lahat yang disediakan untuk makam Gus Dur.
Sebelum kesehatannya merosot drastis, pada Kamis pekan lalu Gus Dur sempat mengunjungi makam kakeknya.
Ada cerita menarik dari para santri Ponpes Tebu Ireng dan pentakjiah yang menyaksikan penggalian liang lahat itu. Mereka sempat menghitung tanah galian yang berjumlah 111 karung. Angka ini diyakini sebagai wujud manuggalnya Gus Dur sebagai tokoh panutan semua elemen masyarakat. Karenanya mereka terus berebut berfoto di sisi liang lahat.
VIVANEWS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar