Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton mengatakan ia berharap hasilnya mencerminkan “asli dari keinginan” pemilih atau rakyat Iran. Clinton yang tampil bersama Menteri Luar Negeri Kanada Lawrence Cannon mengatakan negerinya “sangat prihatin” oleh laporan penyimpangan dalam pemilihan.
“Mayoritas penduduk Iran yakin bahwa kecurangan terjadi secara luas,” kata analis politik yang tinggal di Teheran Saeed Leilaz. “Ini seperti mengambil 10 juta suara dari Mousavi dan memberikan suara mereka kepada Ahmadinejad.”
Pemilihan ini, menurut analis Iran yang tinggal di Washington Amjad Atallah, mengatakan bahwa “salah satu momen paling existential” di Iran sejak Revolusi Islam 1979. “Anda tidak bisa menganggap apa yang terjadi sekarang adalah untuk Iran,” katanya.
Di Teheran, beberapa pendukung Ahmadinejad saat fajar mulai menyingsing, beriringan dengan mobil sambil membawa bendera Iran dikelaurkan dari jendela berteriak-teriak “Mousavi mati!”, tapi kemudian hilang di telah demosntran yang lebih banyak mengecam pemilihan Iran ini.
Ratusan polisi anti huru-hara memblokir jalan-jalan menuju ke asrama Universitas Teheran, untuk menangkal terjadinya huru-hara seperti tahun 1999 yang ditandai dengan gangguan terbesar pasca revolusi Iran. Ujian universitas nasional telah ditunda sampai bulan depan.
Namun pusat perbelanjaan dan toko-toko tetap buka. Sementara saluran telpon selular dan beberapa situs internet seperti facebook diblokir.
Polisi yang menggunakan sepeda motor berusaha membubarkan pendukung calon presiden lainnya Mirhossein Mousavi yang beraliran moderat. Sementara aparat keamanan juga menangkap para demonstran yang duduk-duduk di Lapangan Vanak, ibu kota Teheran.
Pemilihan presiden Iran secara resmi mengumumkan Ahmadinejad unggul 62,6 persen, sementara pesaing kuatnya hanya mendapat 33,75 persen.
sumber : http://ruanghati.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar