Banyak ‘Tangan Kotor’ di Urusan Haji
Menteri AgamaMenteri Agama DR Muhammad Maftuh Basyuni menegaskan banyak “tangan kotor” di seputar pengurusan haji.
Mengapa setiap tahun urusan haji selalu bermasasalah. Ini karena tangan-tangan kotor yang menjadi masalah. Ternyata tangan saya lebih kecil dari tangan-tangan kotor itu.
Sehingga tidak dapat diselesaikan dengan baik,” tegas Menag dalam sambutannya saat peluncuran Bank Mega Syariah sebagai Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di Jakarta, Jumat malam (24/7).
Padahal menurut Menag, urusan haji merupakan tugas yang paling mudah bagi Depag, diantara tugas-tugas atau fungsi Depag lainnya.
Ditambahkan Menag, selain tangan-tangan kotor tersebut ada juga bank sebagai BPS BPIH yang nakal. ”Bank nakal ini memberi dana talangan bagi calon jamaah haji yang belum mampu dalam masalah dana atau keuangan. Padahal haji itu tidak perlu dipaksakan kalau belum mampu. Agama itu mudah sebetulnya,” tambah Menag.
Menghadapi tangan-tangan kotor di kalangan Depag serta bank BPS BPIH yang nakal, Menag mengaku pihaknya terus melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan. Menag juga membuka diri untuk menerima saran dan kritik dari masyarakat luas seputar penyelenggaraan haji. ”Kalau ada kesalahan dari kami, kami terimakasih jika diperingatkan. Tapi bukannya berupa fitnah,” tegas Menag.
Penyempurnaan itu antara lain dengan menghapuskan fasilitas haji bagi para pejabat dan tokoh-tokoh. Dulu ada fasilitas yang diberikan pada pejabat dan tokoh-tokoh. Padahal fasilitas ini dananya diambil dari ONH. Di satu sisi memberi fasilitas, sementara masyarakat atau warga yang berhaji dibiarkan ‘keleleran’.
“Nah dengan memotong fasilitas ini, dapat terkumpul sejumlah uang yang kemudian kami bisa memberikan makan pada jamaah haji selama berada di Madinah,” ucap Menag.
Menteri AgamaMenteri Agama DR Muhammad Maftuh Basyuni menegaskan banyak “tangan kotor” di seputar pengurusan haji.
Mengapa setiap tahun urusan haji selalu bermasasalah. Ini karena tangan-tangan kotor yang menjadi masalah. Ternyata tangan saya lebih kecil dari tangan-tangan kotor itu.
Sehingga tidak dapat diselesaikan dengan baik,” tegas Menag dalam sambutannya saat peluncuran Bank Mega Syariah sebagai Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di Jakarta, Jumat malam (24/7).
Padahal menurut Menag, urusan haji merupakan tugas yang paling mudah bagi Depag, diantara tugas-tugas atau fungsi Depag lainnya.
Ditambahkan Menag, selain tangan-tangan kotor tersebut ada juga bank sebagai BPS BPIH yang nakal. ”Bank nakal ini memberi dana talangan bagi calon jamaah haji yang belum mampu dalam masalah dana atau keuangan. Padahal haji itu tidak perlu dipaksakan kalau belum mampu. Agama itu mudah sebetulnya,” tambah Menag.
Menghadapi tangan-tangan kotor di kalangan Depag serta bank BPS BPIH yang nakal, Menag mengaku pihaknya terus melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan. Menag juga membuka diri untuk menerima saran dan kritik dari masyarakat luas seputar penyelenggaraan haji. ”Kalau ada kesalahan dari kami, kami terimakasih jika diperingatkan. Tapi bukannya berupa fitnah,” tegas Menag.
Penyempurnaan itu antara lain dengan menghapuskan fasilitas haji bagi para pejabat dan tokoh-tokoh. Dulu ada fasilitas yang diberikan pada pejabat dan tokoh-tokoh. Padahal fasilitas ini dananya diambil dari ONH. Di satu sisi memberi fasilitas, sementara masyarakat atau warga yang berhaji dibiarkan ‘keleleran’.
“Nah dengan memotong fasilitas ini, dapat terkumpul sejumlah uang yang kemudian kami bisa memberikan makan pada jamaah haji selama berada di Madinah,” ucap Menag.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar