26 Juli 2009

Kisah Penis Komaruddin Yang Hilang !


Bocah malang itu menjadi korban sunatan massal di Kantor Camat Siberida. Tanpa sengaja, gland penis (kepala kemaluan) Komaruddin terpotong habis. Peristiwa tragis itu ia alami pada Senin pekan lalu ketika Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Riau menggelar sunatan massal di Siberida.

Menurut Wahab yang ditemui Tribun di RS Awal Bros, Senin (13/7), saat itu peserta sunatan massal mencapai 170 orang. Komaruddin mendapat urutan paling buncit. Tak sabar menunggu begitu lama, Wahab minta anaknya didahulukan. Permintaan ini dikabulkan petugas dan Komaruddin akhirnya mendapatkan nomor urut 70. "Setelah anak saya dipanggil dan petugas yang menyunatnya bernama Supri. Saya mendampingi anak saya," ucapnya.

Di dalam ruangan, Supri mulai menyunat Komaruddin. "Saya sempat mendengar anak saya menangis dan menjerit kesakitan. Waktu itu saya belum tahu 'burung' anak saya terpotong," ujar Wahab.

Ia baru tersadar sewaktu Supri spontan berteriak. "Astagfirullah". Wahab penasaran dan menanyakannya langsung. "Maaf, Pak. Punya anak bapak putus sama daging-dagingnya," ujar Wahab menirukan Supri.

Ayah Komaruddin tersentak kaget dan tidak percaya. Ia pun memastikannya. "Saya shock saat melihat kepala 'burung' anak saya sudah putus. Melihat itu, saya langsung minta pertanggungjawaban dari petugas itu," ujarnya.

Sore itu juga, anaknya dibawa ke RS Indrasari Inhu. "Di rumah sakit, 'burung' anak saya dijahit dan tersambung kembali dan anak saya mendapatkan perawatan di sana sekitar empat hari," katanya lagi.

Namun, selama empat hari itu, air kencing Komaruddin selalu merembes keluar dan masih berdarah. Bahkan, ketika mau buang air kecil, ia selalu kesakitan. Melihat tidak ada perkembangan, Wahab meminta Pemkab Rengat untuk membawa anaknya berobat ke Pekanbaru.

Permintaannya dipenuhi dan anaknya dibawa berobat ke Rumah Sakit Awal Bros. "Kami baru dua hari di Rumah Sakit Awal Bros ini. Semua biaya perawatan ditanggung oleh Pemkab Rengat," kata Wahab.

Hajrah (27), ibu Komaruddin, tampak sedih dan ia tak kuasa melihat anaknya. Menurut Hajrah, ia dapat kabar dari suaminya seusai kejadian. Waktu itu ia sedang berada di Sulawesi Tenggara. "Saya langsung berangkat ke Pekanbaru dan saya baru tiba ke Pekanbaru kemarin," kata Hajrah.

Hajrah sibuk membersihkan tempat tidur anaknya dan ia terus menatapi anak keduanya itu. Sebagai ibu, Hajrah khawatir, apakah Komaruddin akan bisa normal.

Oleh dokter yang merawat Komaruddin, ia diyakinkan bila operasi penyambungan kembali aman dan penis anaknya akan berfungsi normal. "Saya dan suami akan lihat dulu perkembangan anak saya, bila tidak bisa normal lagi, barulah langkah selanjutnya akan kami lakukan," kata Hajrah.

kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar